Menanggulangi Bisik-Bisik Tetangga versi Anak dari Permainan. [ Ular Berbisik]

WhatsApp Image 2017-11-25 at 22.17.35

Maryam dan Aisyah bisik cantik, ciin…

Penghujung tahun sudah di depan mata. Sebelum bersenang-senang untuk liburan, tentunya anak sekolah terlebih dahulu melalui evaluasi belajar untuk satu semester awal. Beberapa sekolah sudah pasti mengadakan ujian praktek sebelum mengeluarkan ujian dari materi sesungguhnya melalui tulisan. Pertengahan bulan November ini, sekolah dimana tempat saya mengajar dan belajar sudah memulai ujian prakteknya untuk di akumulasikan nilai pada awal bulan Desember sebelum ujian tulis di laksanakan. Pelajaran yang saya ampu juga menjadi andil untuk ujian praktek ini. Mereka harus menyetorkan beberapa target hafalan Al-Qur’an yang sudah di tentukan secara berkala, banyak target di sesuaikan dengan tingkatan kelasnya. Bagi saya yang sudah mengalami fase ujian praktek begini, memang sedikit lebih susah dan butuh usaha lebih karna kita harus mengulang hafalan lama yang gak selalu tersentuh. Kebanyakan dari pengalaman juga memilih untuk menambah terus hafalan lebih gampang ketimbang harus mengulang hafalan lama yang sudah di miliki. Karna itu saya selalu berikan kesempatan anak didik saya satu minggu sebelum ujian sudah tidak lagi menyetor hafalan baru jika di rasa sudah mencukupi target. Dari kesempatan itu saya berikan informasi untuk mengulang semua hafalan lama, baik yang akan di ujikan atau yang tidak, momen tepat untuk menggali semangat mereka. Alhamdulillah, hari itu selesai sudah pengambilan nilai praktek, terimakasih teman atas usahanya, luar biasa hasilnya memuaskan.

Setelah minggu praktek usai, masih tersisa satu minggu kosong menuju ujian tulis. Sebenarnya bukan kosong, lebih tepatnya mengulang lagi materi yang di ujikan dan pemantapan semua materi untuk ujian. Karna materi dan ujian praktek pelajaran saya sudah selesai, jadi khusus pelajaran praktek hafalan ini sudah bisa memulai hafalan baru untuk target semester depan. Hari jumat kemarin, tepat sudah seminggu anak-anak menyetorkan hafalan baru mereka. Mereka tetap semangat, malah terkadang saya yang masih lelah harus mengoreksi hafalan mereka lagi, malu rasanya. Karna melihat antusiasme teman kelas 2 yang tetap semangat menghafal lagi, saya memutuskan untuk membuat circle time untuk pendekatan dan memompa semangat saya sendiri dan mereka. Banyak cerita baru dan semangat baru yang saya dapat pastinya. Sering Zahra rasakan, dari hal kecil bersama mereka, dengan mendengarkan saja sudah banyak hal yang akan Zahra dapat. Setelah memanfaatkan untuk bertukar cerita [yang mungkin nanti akan Zahra buat cerita lengkapnya di kesempatan lain], kita memutuskan untuk mengulang hafalan bersama. Karna masih banyak waktu dan gak mau momen bersama ini tidak berarti tanpa ada masukan informasi untuk anak akhirnya Zahra setuju untuk bermain. Permainan itu di usulkan Kayyisah awalnya. Kuda Bisik. Awalnya bingung, memang namanya sih tidak asing. Tapi kenapa kuda sih? Hahaha…. Akhirnya tetap dalam lingkaran kita mulai permainan itu. Sebelum mulai, saya sempat usulkan ke Kayyisah, ” Kay, gimana kalo nama permainan ini Ular Berbisik aja, ya? Kan ular panjang bentuknya kalau bikin lingkaran gini kayak lingkaran kita. Ular juga suka ngeluarin suara bisik-bisik…” ;D

Akhinya kita mainlah. Karna takut mengganggu murid lain, saya berikan kesepakatan lagi. Suara yang di gunakan untuk semua yang ikut adalah volume 3. Lumayan pelan, hanya cukup terdengar dari kelompok kita. Cara permainan ini, mungkin ada yang belum paham akan saya sebutkan ya versi revisi dari kelompok saya.

Kuda Berbisik dengan Bu Zahra:

  1. Gunakan volume 3 yang hanya terdengar oleh satu tim.
  2. Teman lain yang belum ada kesempatan untuk di bisikan, menutup telinga dengan telunjukknya dari dalam kerudung.
  3. Guru atau pemimpin tim menyebutkan kata/kalimat yang akan di salurkan.
  4. Kalimat dari guru akan tersalurkan lewat bisikan teman lain.
  5. Teman paling akhir menyebutkan kata itu lagi, setelah itu di koreksi bersama apa benar kata-nya.

Nah, dari permainan itu saya jadi bisa paham dan lebih mengetahui. Mana anak yang perlu perhatian lebih ketika saya menjelaskan atau bicara padanya. Satu jam lebih sudah kita main, seru sekali lihat bagaimana mereka berusaha mendengarkan bisikan dari temannya. Di tengah permainan berlangsung ada 2 teman kita yang menangis sebentar karna dia merasa sedih teman lain banyak yang bilang dia selalu salah menangkat kata dan kalimat yang di sampaikan. Lucu sekali, saya berusaha keras menahan tawa itu agar si anak ini tetap mau ikut main dan lebih semangat. Lucu, karna dalam keadaan bermain dan tidak butuh serius pun mereka tetap mengikutsertakan hati mereka agar fokus dan segan ketika dia salah. Tidak semua orang dewasa yang mengerti hakikat bermain bisa seperti itu bukan? Kalau kalah pendapat atau salah sering juga langsung pergi tanpa penjelasan. Kekanakan sekali lho itu, menurut saya. Seperti anak sd ini. Gak mau begitu kan di samakan tahapan umurnya? Jadi, ayo kita orang dewasa, selalu belajar terus untuk lebih memahami dan menyelesaikan masalah dengan bicara, tidak seperti anak sd yang masih harus selalu di arahkan untuk minta maaf. Hihihii… 🙂

Ketika sudah sisa 15 menit sebelum bel pelajaran usai, saya mengajak menyudahi permainan itu. Di tengah permainan tadi, tiba-tiba saya ingat beberapa ibrah/pelajaran yang dapat di ambil. Sungguh tepat sekali, memberikan nasihat tanpa terlihat menasehati agar anak berpikir sendiri bagaimana baik dan buruknya.

 

WhatsApp Image 2017-11-25 at 22.17.41

Qonita meminta pengulangan bisikan kepada Rasti

Saya mengingatkan, bahwa tadi ada banyak juga teman yang salah menangkap kata atau kalimat yang di sebutkan adalah suatu hal yang wajar. Tidak perlu bersedih terlalu lama, karna ini adalah permainan untuk menghibur diri. Ketika kita tidak bisa mendengar atau tidak paham apa yang teman bisikkan, ada baiknya kita bertanya lagi. Saya memasukkan materi agar menjaga komunikasi teman dengan baik, konfirmasi kebenaran berita yang di dapatkan. Beberapa bahasan ringan yang bisa teman yang membaca ikuti saat bermain, akan Zahra sebutkan di point bawah ini:

  1. Hari ini kita bermain bisikan melalui Ular Berbisik ya, teman. beberapa dari teman yang masih salah menangkap isi kata-nya, tidak perlu di salahkan dan bersedih ya. Ini kita bermain agar menghibur diri dan istirahatkan otak sebentar dari menghafal. Jadi, saat bermain kita harus bahagia ya supaya otak kita istirahat dengan  baik dan besok ketika hafalan baru lagi teman-teman akan lebih siap dan semangat. OKEEEYYY!!!
  2. Ketika berbisik tadi, kita harus pastikan lagi ya supaya suaranya tetap pada volume 3 agar tidak terdengar yang lain. Ini termasuk bisikan rahasia teman-teman, jadi harus di jaga bersama ya. Tidak di beritahukan ketika teman itu bukan yang hars di beritahu. Karna hampir semua orang tidak suka kalau rahasianya banyak yang tahu.
  3. Teman-teman tadi sudah ada 1 yang Bu Zahra berikan informasi kalimat rahasia melalui bisikan. Nah ketika bisikan itu sampai di teman terakhir, ternyata banyak juga yang sudah berubah jadi kalimat lain, kan?Jadi sebelum istirahat ini Bu Zahra mau kasih kesimpulan kalau sesuatu informasi ketika sudah menyebar banyak yang tidak sama hasilnya dari yang awal karna sudah banyak yang tau dan hanya dengar sekilas. Jadi, ketika informasi itu banyak perbedaannya, teman-teman harus tanya ke yang pertama beri informasi ya. Pastikan sendiri informasi yang kalian terima itu benar baru boleh di sebarkan. Kalau informasi yang teman sebarkan bukan asli dari yang pertama dan menyebabkan banyak ke salah pahaman, teman-teman juga bisa mendapat dosa karna menybarkan yang tidak benar.

Contoh lain nih: Ada Verda, Unaisah, Asiyah lagi ngobrol, lalu verda bicara.

” Eh, adik Raihana masih ngompol ternyata,”kata Verda. Eh dari 3 teman itu menyebar ke teman lain dan bisa berubah. Kayyisah tau dari banyak orang. ” Raihana masih ngompol lho,” kalau kayyisah tidak menanyakan langsung dan menyebarkan sendiri, akan banyak teman yang salah berita. Banyak yang bicarakan Raihana jadinya. Kalau sudah begitu akan menyakiti Raihana ketika dia di jauhi, ya.. Padahal, yang ngopol memang Raihana? Bukan, kan? Nah, jadi ketika ada berita kurang baik dari teman kita harus konfirmasi dulu ya sebelum menyebarkan ke yang lain.

Ketika menyampaikan point ketiga, saya jadi mengingat. Apa yang sudah saya lakukan ya ketika ada berita buruk teman begitu? Apa saya selaku orang dewasa sudah tepat melakukannya juga? Ah, semoga aku, kamu pembaca, dan orang dewasa lain tetap bisa belajar terus melalui anak-anak di sekitar agar bisa layak menjadi orang dewasa sesungguhnya. Nah, buat yang mau menambahkan point baik yang dapat di ambil dari permainan sederhana nan seru ini bisa ke kolom komentar ya! Mari belajar lagi, lalu kemudian berbagi untuk keabadian.

Salam kasih, dari Bekasi

 

 

Zahra Fauziyyah Imani

Categories: Flash Fiction, Ramah Anak | Tinggalkan komentar

Rasa ‘Dimiliki’ dari Buah Kasih Sayang di Circle Love

 

Di usia yang belum kategori dewasa muda, saya melangkah untuk mengabdikan ilmu secuil saya untuk kaum dhuafa, yatim dan piatu di sebuah yayasan. Dari satu titik itu, atas izinNya semua hal mendukung mengarahkan saya hingga sampai saat ini saya menjelang semester akhir dan penyusunan skripsi, sudah diterima menjadi guru tetap sekolah islam swasta  dengan latar belakang bagus. Saya memulai jejak mengajar  tahun 2015 pada usia 18 tahun.

Awal mula mengajar dan masih dengan system labil tidak terarah, saya masih berfikir bahwa murid kita harus bisa beradaptasi oleh lingkungan belajar, murid harus bisa paham apa yang saya sampaikan, murid harus mendengarkan bahan ajar yang saya sampaikan, dan hal-hal lain yang memfokuskan kegiatan belajar hanya pada murid. Dari mengajar di yayasan kecil milik keluarga  saya mempunyai chemistry dan penyatuan hati dengan semua kegiatan kelas dan memantapkan hati untuk fokus dan menggali bakat dari mengajar.

Setahun kemudian, saya mendapatkan info bahwa satu tk swasta membutuhkan guru kelas untuk pengganti guru yang sedang cuti. Saya meremehkan pekerjaan itu diawal, maklum masih jadi bocah labil juga. Diawal masuk system konfensional sudah tergantikan oleh metode sentra. Sebelum tahun ajaran baru dan anak masuk, kami mempersiapkan semua kurikulum sentra dari lesson plan dan TFP per-tema. Ada 2 guru beserta kepala sekolah yang sudah mulai mengikuti pelatihan dasar sentra, sehingga itu sangat membantu dengan bimbingannya.

Dari awal mula penyusunan tidak semua berjalan lancar karna bimbingan tersebut, karena setelah diberi pemahaman kita harus membuat minimal bahan dasar persiapan dengan 3 tema kedepan. Pusing sekali, saat itu masih sangat belum paham dan karena meremehkan jadi susah sekali untuk memahami. Akhirnya diputuskanlah saya hanya membantu menyusun TFP.

Setelah bahan ajar sudah selesai beberapa tibalah saatnya untuk masuk ke medan perang sesungguhnya. Banyak yang menyebutkan bahwa mengajar anak Tk itu lebih mudah karena usianya yang masih pada tahap bermain. Pemikiran seperti itu, untuk ibu dan guru lebih baik segera dihapuskan deh, karena semenjak tau sentra dan sekarang sudah mulai belajar neurosaince pengajaran dan didikan dengan otak yang baik adalah semenjak ia masih usia dini. Bahkan, dari dalam janin pun anak sudah dapat mendengar informasi, yang nantinya jika sudah bertambah umur, anak akan tergalih kembali informasi lamanya. Jadi, ketika yang lain beranggapan anak kecil di tk harus main saja itu tidak semuanya benar, namun tidak bisa di salahkan. Memang benar, anak tk yang ada di masa usia dini sangat dianjurkan banyak bermain, tapi kita harus coba cermati lagi. Permainan apa yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Dan juga perlu diingat, bermainnya anak kecil harus dengan pendampingan orang dewasa agar ketika ia bermain, banyak sekali informasi yang masuk kepadanya karena orang dewasa yang kerap member stimulasi dengan kosakata, atau menunjukkan dan menjelaskann benda yang ia lihat dan pegang. Anak kecil mungkin tidak mungkin bisa langsung paham dan bisa dari apa yang kita jelaskan, tapi Alhamdulillah kegiatan bercakap ringan dan memberi stimulasi adalah satu cara untuk  menyambungkan bagian otak yang  belum tersambung karena belum mendapat informasi. Jadi, saat awal masuk saya sudah di amanahkan memegang satu kelas berisi 9 anak tingkat B yang kami sebut Kelompok Firdaus. Di kelompok Firdaus ini, sebagian dari anak sudah bisa ikuti aturan main di dalam kelompok, namun beberapa yang lain butuh ekstra perhatian karena lebih suka dengan kegiatan outdoor yang berua permainan dengan fisik.

Dengan keseharian bersama anak yang sudah bisa ikuti aturan tidak lantas membuat kelas saya tentram dan indah. Karena faktanya sebagian yang senang berkegiatan fisik lebih dari tiga kali bahkan lebih selalu mengalihkan fokus teman yang lain. Jika sudah seperti itu, hanya 3 anaklah yang bertahan. Sisa anak yang lain? Mereka berlarian di lingkaran dan sesekali keluar dari kelas. Satu kata untuk kelas saya saat masuk waktu itu, KACAU!

Dari seminggu itu, setiap usai kelas para guru selalu mengadakan evaluasi harian. Perasaan minder dan malu karena gagal menjalani kelas sempurna seringkali memojokkan saya. Alhamdulillah karena pengertian para guru lain, saya dipindahkan dan bertukar menjadi guru pendamping kelas anak pra tk. Kelompok ma’wa berisi 12 anak yang sungguh masih terlihat balita. Dari sikap dan wajah imutnya. Gemesss, Alhamdulillah jadi hiburan tersendiri lihat senyum malu-malunya. Dari kelas Ma’wa tadi, sangat banyak pelajaran yang saya dapat dari memperhatikan guru utama. Saya melongo sesekali ketika takjub dengannya yang bisa menenangkan anak nangis menjerit tanpa perlu menghilangkan sosok tegasnya. Beberapa kali saya memimpin circle time untuk sementara ketika bu Arum, menyiapkan bahan atau sedang memegang kendali anak lain.

Saya belajar kontrol suara, kontrol gerak, kontrol bahasa dari kelas Ma’wa. Setengah tahun terlewati dengan saya yang sudah bisa sedikit menerapkan ajaran dari praktek langsung melihat contooh dan bekal evaluasi harian dari oleh-oleh guru senior yang sudah lebih dulu ikut workshop sentra di BATUTIS. Berusaha memperbarui sikap yang lebih baik dengan menerapkan 18 Sikap yang Harus Dikembangkan dan banyak sekali yang sepertinya jika dituliskan bisa menjadi mahakarya. Mungkin suatu saat, jika masih di beri kesempatan, saya berencana menuliskan keilmuan sentra yang saya rasakan sangat bermanfaat untuk para guru dan orang dewasa untuk membuat hidupnya lebih teratur dan di hargai. Semoga Allah memberikan saya kekuatan untuk selalu belajar dan menjadi lebih baik.

Sudah 2 tahun saya lepas dari KBM metode sentra karena saya memilih untuk pindah pekerjaan di sekolah swasta konfensional. Banyak sekali sikap guru lain yang bertolak belakang dengan cara penanganan sentra. Saya tidak bisa menghakimi sikap itu salah atau menyalahkan guru tersebut. Karena saya menyadari, ini metode konfensional dengan seabrek target yang harus guru tuntaskan untuk muridnya. Sedangkan, yang saya pahami dari metode sentra, untuk target bukanlah momok yang besar sehingga harus memarahi anak dan memberikan tugas banyak kepadanya. Karena di sentra, anak diberikan sesuatu yang ia butuhkan terlebih dahullu hingga masa pencapaian tahap dimana anak bisa di beri tanggung jawab tugas mendetail. Jika sudah selesai tahapan anak dan mengetahui apa yang harus ia kerjakan, saya yakin ia tidak akan mengabaikan tugasnya sehingga harus mendapat hukuman dari guru. Butuh bimbingan, perhatian dan bantuan ekstra pastinya dari orangtua.

Kembali lagi ke masa dua tahun lalu dimana saya sudah  bisa di amanahi memegang kelas Ma’wa sendiri. Kelas memang tidak selalu tenang, karena kalau kelas tenang kita harus llebih heran. Kenapa tidak ada anak murid kita yang berekploitasi hari ini? Mungkin ada masalah dirumah yang membuatnya terbawa suasana.

Setelah menjadi guru pendamping dan setengah tahun kemudian di akhir tahun saya memgang kelas sendiri, saya mulai berfikir. Saya mulai belajar dari suasana kelas. Saya merubah pandangan dengan sudut yang berbeda. Ini kelas bersama, kelas kami. Bukan kelas saya yang dimana selalu saja saya yang menjadi tutor atau pemimpin. Saya mulai mendekati semua murid saya secara individual, lebih sering mengajaknya bicara dan bertanya diluar pembahasan kelas. Jangan bayangkan hal seserius apa ketika saya mengajak mereka bicara. Hanya dengan, “ Wah, hari ini kuncir rambut alsya berbeda ya dari biasanya, ini baru? “ atau “ Hari ini Akbar menggunakan tas dorong ya, bagus sekali. Gambarnya apa saja ini?” atau beberapa kali saya juga menceritakan aktifitas saya dan menannyakan perbandingannya dengan mereka, seperti “ Hari ini Bu Zahra lupa memakai jam tangan nih karna tadi sebelum berangkat ke toilet dulu, eh ketinggalan. Siapa yang hari ini pakai jam?” “ Untuk mengisi tenaga agar bisa kuat saat belajar kita butuh sarapan teman-teman, Bu Zahra tadi makan telur ayam di goreng dan ada kecap hitamnya, teman-teman sudah makan belum?” pada saat obrolan ringan seperti ini bisa diberikan informasi fakta apa saja yang sedang di bicarakan. Jangan sekali-sekali menggap itu remeh, karena faktanya mereka sungguh tertarik dan memiliki saya ketika di kelas karena hubungan personal ini.

Sebut saja Circle Love, anak membentuk lingakaran dengan saya sebagai guru di tengah, berusaha semaksimal mungkin untuk tetap bisa handling mata ke segala penjuru agar tidak ada anak yang merasa tersisihkan. Di circle ini saya saya merasa cinta saya terhadap mereka terbalaskan atau bahkan melimpah ruah cinta yang saya dapat. Karena saya sangat merasakan banyak cinta ketika mata mereka tertuju ke saya. Saya merasakan banyak perhatian dan kasih sayang dari pandangan itu. Hanya 2 dari mereka yang memang belum bisa mengikuti secara penuh dan butuh bimbingan lebih dari guru shadow karena ia berkebutuhan khusus. Selebihnya? Kelas sangat nyaman untuk saya dan penuh kegembiraan untuk mereka. Mereka sangat membantu saya untuk mengubah diri saya menjadi lebih baik. Bisa dibilang, guru dari pelajaran itu adalah tingkah mereka yang bisa sedikit demi sedikit menyadarkan saya akan kebenaran sikap.

Jadi, untuk para guru maupun orangtua yang masih kewalahan dengan sikap anak, coba dekati dia. Pahami apa yang dia butuh dengan sikap yang dia tunjukkan ke kita. Mereka bersikap tidak sesuai aturan bukan karena maunya, lho. Itu semua semata karena dia belum bisa menyebutkan apa yang dia mau dari metode belajar kita. Semoga dengan kita lebih melihat sekitar dan memulai persahabatan dengan mereka, akan banyak rasa memiliki satu sama lain dengan murid dan banyak cinta yang akan kita peroleh.

10062015(028)

Kelas Firdaus

Categories: Kicauan, Ramah Anak | Tinggalkan komentar

Membenahi Generasi Melalui (Calon) Ibu Masa Depan

Kedatangannya ke rumah tentu membuat bahagia, karna dia benar membuktikan harapan merajut mahligai bukan sekedar janji angsuran dua, sampai lima tahun besok.  Tapi, apa yang bisa aku berikan untuk (calon) anak kami dengan kondisi keilmuan dunia pun akhirat belum aku kuasai?

Layaknya musafir, aku juga butuh sebuah peta ilmu untuk membuka jendela dunia, menggandeng bakal anak kita menuju kesuksesan hakiki.

Akankah Cita itu Pupus Saat Dia Yang Mencuri Hati Ingin Hidup Bersamamu?

  • TIDAK! Menikah itu tak melulu  meninggalkan semua impian,  bakat, karir  yang pernah kamu bangun. Menikah itu penggenap separuh agama yang lebih dapat mengontrol hati serta pikiran dari perbuatan yang lebih banyak mendatangkan mudhorot(kejelekan) 
Categories: Cerpen, Kicauan, Puisi | 1 Komentar

Menuju 21 Tahun Penuh Cinta [ Giveaway2016 ]

IMG_20160424_175406
Hallo, berawal dari kumpul sorak-sorai acara ulang tahun rekan guru 31 Mei kemarin, muncul akhirnya ide berbagi dengan sedikit rezeki di usiaku yang sedang on the way 21 tahun pada 22 Juni 2016 esok. Untuk kali ini aku akan berbagi lewat adanya giveaway ini. Uhuy!
   Sedikit bercerita untuk awal mula clue giveaway ini; awal mei kemarin saya resmi jadi guru lembaga sekolah swasta yang cukup terpandang di daerahku. Meskipun belum jadi ‘Guru Tetap Yayasan’ itu semua sudah sangat saya pribadi syukuri karna besar manfaatnya untuk batu loncatan karir dan cita-cita saya merubah pendidikan negara tercinta. Dari sini mulai dapat unek-unek pribadi lagi, ” Sudah kah saya menjadi yang diinginkan mereka saat di kelas?”
NAH ini!
Di usia kepala dua ini, aku mau dapat kado paling berharga dari kalian, peserta giveaway ini. Aku harap kalian bisa kasih pengalaman dan harapan kalian pribadi tentang pola didik guru yang kalian impikan selama ini. Enaknya sama guru yang gimana sih? Kenyamanan apa yang mau kalian dapat dari seorang pendidik?  Kalian boleh liat dari sudut pandang mendidik anak atau sanak saudara, pun kalian sendiri.
Tema
Guru Nyaman, Idaman Teman.
1. Buat cerpen sesuai tema yang sudah di cantumkan.
2. FYI saya dalam lingkungan pengajar tk-smp ya, jadi harap sesuai dengan itu.
2. Tidak ada batasan jumlah kata.
Peraturan Umum
1. Memiliki alamat pengiriman di JAWA.
2. Peserta terbuka untuk semua kalangan, tidak dibatasi oleh usia maupun profesi.
3. Giveaway ini dimulai sejak tanggal 01 Juni 2016 dan berakhir pada 16 Juli 2016 pukul 21.22 WIB
4. Pengumuman pemenang pada 31 Juli 2016.

Peraturan Khusus
1. Peserta WAJIB mempublikasikan info giveaway ini di akun media sosial (twitter dan facebook) dan tag enam orang temanmu serta gunakan hastag  #Giveaway21TahunPenuhCinta 
2. Follow twitter @aksaraberkisah , ikuti facebook Zahra Fauziyyah Imani, dan like fanpage Kummuz Crochet Handmade
3. Publikasi media sosial berupa Link Giveaway dan Link Tulisan yang kamu buat.
Ketentuan Tulisan
 
1. Peserta  memiliki blog platform apapun atau Facebook dapat menuliskan karyanya di blog miliknya atau notes di Facebook. Di akhir tulisan, kalian WAJIB mencantumkan Tulisan ini diikutsertakan dalam #Giveaway21TahunPenuhCinta  kemudian masukkan backlink informasi giveaway ini .
2. Cantumkan link tulisan kalian, juga nama dan akun twitter.(peserta yang menuliskan di blog atau notes Facebook) di kolom komentar di bawah ini.
3. Buat Status di facebook dengan format: Saya sudah mengikuti #Giveaway21TahunPenuhCinta [link tulisan kamu] + tag  fb saya (Zahra Fauziyah Imani) dan Kummuz Crochet Handmade sebagai media sponsor.
4. Juga posting di twitter dengan format: Saya sudah mengikuti #Giveaway21TahunPenuhCinta [link tulisan kamu] + mention akun @aksaraberkisah [link info giveaway ini]

Contohnya: Saya sudah mengikuti #Giveaway21TahunPenuhCinta “Matematika dengan Ibu Peri” [link tulisan kamu] dari @aksaraberkisah [link informasi giveaway]

Ingatt ya, ada 2 URL yang kamu cantumin di twitter dan facebook (salah satu), yaitu link postingan tulisan kamu dan link info giveaway ini.

Hadiah
1. Semesta Sebelum Dunia (Rahim) Karya Fahd Djibran

2. City Lite: Secangkir Kopi Dan Pencakar Langit (Wattpad’s Book)

3. Pouch Handmade by KUMMUZ

deb.jpg

4. Blocknote imut ukuran sedang

5. Pulsa Operator Indonesia sebesar 10.000

                                                                                                                   Dengan cinta,

                                                                                                                                                                                                                                                                                                          ( Zahra Fauziyyah Imani )
Media Partner:
kumm.jpg
Nb: Karna akhir ramadhan kemarin saya di sibukkan beberapa hal lain dan tidak sempat promote Giveaway ini, saya merasa tidak fair kalau sudah harus di tutup. So, ada tambahan waktu deadline dan pengumuman nih.
Deadline: 16 Juli 2016 pukul 21.22
Pengumuman: 31 Juli 2016
Categories: Kicauan | 5 Komentar

Hubungan Sosial Pada Pendidikan Karakter Anak

IMG-20150610-WA0009Sosialisasi  penting menjadi perhatian para pendidik dan orangtua karna memiliki andil membantu membentuk kepribadian anak. Hal itu akan memiliki implikasi pada kehidupan sosial anak kelak hingga dewasa. Pada dasarnya anak lahir ke dunia tanpa budaya apapun, orang dewasa di sekitarnyalah yang membantu membentuknya.

    Karena sejak awal Alloh menitipkan pada manusia 45% memory yang ada di otak, beda lagi dengan hewan yang sudah di beri kemampuan memory   90%. Apa tujuan dan fungsinya? Salah satunya adalah untuk di kembangkan dan di beri stimulasi yang sesuai. Sedangkan hewan, tak jarang  kita masih sering lihat bayi yang baru di lahirkan sudah bisa mencari makanan yang di butuhkannya.

Orang tua, guru, saudara, dan lainnya akan turut dalam pembentukan budaya pada diri anak. Proses penularan budaya tersebutlah yang dinamakan dengan sosialisasi. Dari hal tersebut, anak akan belajar mulai dari bahasa, tingkah laku, dan lainnya sesuai dengan norma budaya kita. Di saat itulah ia akan belajar mengenai perbedaan-perbedaan tersebut. Ini akan menjadi pengalaman berharga baginya.

  • Saat anak berusia 3 tahun, anak akan belajar adaptasi sosial dengan teman, tetangga, dan keluarga bukan inti. Mereka mulai masuk ke zona yang belum mereka kenali, itu jadi sebab kenapa saat anak masuk sekolah pertama kali ia masih merengek dan enggan di tinggal oleh ibu-nya. Itu semua bukan jadi momok yang besar kok, Bu. Kita hanya perlu memberi arahan dan stimulasi yang rutin kepadanya, serta  menanamkan rasa percaya pada pihak sekolah, ibu guru.
  • Selama perjalanan ke sekolah ajak anak bicara dan berikan kalimat positif penyemangat, bisa seperti… “ Hari ini Althaf sudah bisa mulai masuk di sekolah baru, dengan guru dan teman-teman yang baik. Nanti Althaf banyak bermain di sana.”

 

Kali ini, setelah memberi sedikit pemanasan tentang makna dasar sosialisasi dan kaitannya dengan anak usia dini, saya akan sedikit mengulas tentang;

Jenis Hubungan Sosial Anak

Sebelum masuk pada 6 point inti dari hubungan sosial, saya akan menyebutkan faktor terkait, yang diantaranya:

  • GEN

Kita dapat mewarisi karakteristik dalam berbagai cara, salah satu karakteristik dapat memiliki berbagai bentuk ; seperti mata, alis, rambut dan fisik lainnya dan sifat. Variasi gen atau alel   yang menyebabkan karakteristik bentuk kita yang berbeda. Kenapa bisa gen masuk dalam faktor hubungan sosial ini?

  • Jelas! Karna sejak dalam kandungan anak pun sudah dapat mendengar interaksi orangtua dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, ada baiknya kita jaga si kecil dari dalam rahim agar ke depannya lebih di permudah.

 

  • Perilaku Sehari-hari orang Sekitar

Di point ini, bukan hanya tentang si ibu yang nge-gembol anak kemana-mana lho ya. Ada ayah, tetangga, kakek, nenek, tante dan lingkungan lain yang si ibu, ayah, anak ini jalani. Kenapa banyak sekali orang terlibatnya, Mbak? Lha iya, kan semua yang kita lakukan itu juga di rasakan si kecil di perut mbak. Meskipun masa-masa itu belum saya lewati, Alhamdulillah saya sudah dapat berbagai contoh lamgsung maupun wejangan. Kalau selama hamil kamu rumpi sana-sini, itu anaknya denger lho. Apa gak lebih baik dengarkan bacaan al-qur’an yang bikin adem plus nambah pahala, atau bisa kit ajak baca cerita sambil di elus perutnya, iya toh?

 

  • Gizi Saat Hamil

Untuk point satu ini, saya cuma bisa kasih secara global, (karna jelas ini bukan bidang saya.)

  1. Sayur
  2. Buah
  3. Daging
  4. Susu

*monggo di tambah refrensinya

 

Hubungan Sosial

 

  1. Perilaku tidak peduli

Pada tahap ini, anak tidak bermain dan terlihat masuk dalam perilaku tidak peduli. Mereka sibuk di dunianya sendiri yang membuat mereka nyaman tanpa melihat sekitar. Yang kita perlukan adalah rutin memberikan arahan dan mengajaknya bergabung, sesekali beri dia rewards agar ia senang dan bersemangat. Untuk rewards ini, tidak harus berupa barang kok. Cukup beri mereka penghargaan ucapan, “ Alhamdulillah sudah ada Utsman yang bergabung, Utsman sedang menyusun puzzle kereta api teman-teman…”

 

  1. Perilaku penonton

Anak memperhatikan anak lain saat bermain, mereka mungkin berinteraksi secara lisan, tetapi dia belum siap untuk bergabung.

  • Di tahap ini, anak sudah ada ketertarikan dengan alat main yang di sediakan. Ajak dan buat ia tertarik dengan kegiatan yang ada. Kita bisa informasikan mainan yang ada, cara mainnya, “ Hari ini untuk kelompok ma’wa Bu Zahra keluarkan pompom besar, nanti teman-teman bisa mencocokkan warna pompom dan gelasnya ya…”

 

  1. Perilaku main sendiri

Tahap ini membuka jenjang sosial yang sudah mulai terbangun dari anak. Anak terlibat dalam main dengan diri sendiri, main yang di maksud sepenuhnya mengatur sendiri.

  • Ketika anak main sendiri dengan yang sudah kita sediakan, bukan lantas kita lega lalu meninggalkannya. Mereka tetap butuh menyelesaikan tahap sosialnya ini, Bu. Mari kita bantu dengan memupuk kepercayaannya, keberaniannya. “ Wah, Sarah sedang bermain apa itu? Bentuk apa ya yang sedang Sarah pegang? Bu Zahra lihat ada satu warna dari bentuk itu yang sama dengan warna buku Bu Zahra, yang mana ya?”

 

  1. Perilaku main berdampingan

Anak main dekat dengan anak lainnya tetapi anak sibuk dengan permainannya sendiri, tapi di lain sisi dia senang dengan kehadiran temannya.

  • Pada posisi ini, bantu anak untuk sadar akan lingkungan sekitarnya. Komunikasikan padanya bahwa ada temannya yang terlibat satu permainan dengannya, “ Alika dan El sedang memasang kancing bersama ya, sudah berapa kancing yang di pasang Alika ya, El?”

 

  1. Perilaku main bersama

Anak main dengan anak lain dalam satu kelompok, ia dapat saling tukar bahan main, tetapi tidak ada tujuan yang di rencanakan dalam permainan.

  • Anak masih sibuk dengan keinginan masing-masing dan belum bisa merundingkan bersama apa yang mereka mau. Contohkan langsung bagaimana bertukar fikiran dengan temannya. “ Akbar , Bu Zahra dan Istaz mau buat makanan di restaurant, akbar mau bergabung buat makanannya?”

 

  1. Perilaku main kerjasama

Tahapterakhir dari sosialisasi anak ini harus terbangun saat ia usia 6th. Anak main dengan anak lainnya dan mainnya memiliki tujuan yang di rencanakan. Anak merencanakan dan berperan aktif di dalamnya. Sudah bisa ikut sesuai aturan main, ada diskusi dan kesepakatan.

 

Usia yang sama bukan berarti memiliki kebutuhan sama antara anak satu dan yang lain. Berikan stimulus sesuai dengan pertumbuhan dan kebutuhannya. Selalu beri contoh lalu kemudian arahkan untuk berbagi kepada teman dan lingkungan, karena ego sentries seorang anak akan makin besar jika tidak di beri arahan.

Jpeg

Regan dan Sarah meronce di Sentra Persiapan

 

 

Di tulis dengan tambahan oleh, Zahra Fauziyyah Imani @aksaraberkisah

Dari penyelenggara Creative Education Center Al-Falah Kidz

Categories: Kicauan | Tinggalkan komentar

Zahra Fauziyyah Imani; Surabaya 22 Juni 1995 🚼♥

View on Path

Categories: Bla-bla | Tinggalkan komentar

[ Review ] Hujan Daun-Daun

Gambar

Hujan Daun-Daun

Persembahan dari: Gramedia Writing Project 2013

Penulis: Lidya Renny Ch. Tsaki Daruchi, Putra Zaman

246 Halaman

Harga: Rp. 50.000

 

 

      Sabtu, 19 April 2014 kemarin karena kebutuhan akan buku baca saya habis, jadi saya sedikit memaksakan diri untuk keluar dari ‘kandang’ yang kebetulan memang di sediakan Mama untuk mengisolasi saya, agar adek kecil saya tidak tertular cacar. HHffttt bete banget itu beberapa minggu gak keluar, untung masih ada beberapa applikasi di gadget yang bisa sedikit menghibur. Saya memilih mengunjungi toko buku paling dekat dari tempat tinggal saya, Paper Clip. Awalnya saya menyimpan satu judul buku yang hendak di bahas di Klub Buku Indonesia, The Sound and Fury. Setelah melihat sana-sini, saya menyerah, menuju kasir dan membawa wishlist agar sesegera mungkin di temukan. The Sound and Fury, coret. A Very Yuppi Wedding, coret. Saya menarik napas panjang, kecewa. 

     ” Ini buku baru lho, Mbak. Apa gak minat?” Saya menengok kearah mas-mas sebelah kiri saya, tersenyum kecil. 

Daan akhirnya, buku ini bisa berpindah kepemilikannya, yuhuu langsung cajah yuukk~

 

Akhir-akhir ini, tidur Tania nyaris tak pernah nyenyak. Malam-malamnya diisi mimpi yang sama, tentang gadis kecil berbaju biru, pohon besar yang kokoh, dan dedaunan yang berguguran. Dan seiring dengan ulang tahunnya yang semakin dekat, mimpi itu semakin sering mengganggu. 

Di satu sisi, ia bersemangat menyambut ulang tahunnya yang hanya bisa dirayakannya empat tahun sekali, tepat pada tanggal 29 Februari. Tapi di sisi lain, mimpi itu juga membuat Tania was-was karena peristiwa besar yang mengejutkan terjadi tiap kali ulang tahunnya dirayakan.

jadi, tahun ini diam-diam ia bersiap. Apalagi ketika satu per satu rahasia masa lalunya mulai terungkap. Tania harus mencari tahu, apakah mimpi itu sekadar bunga tidur ataukah ada arti lain di baliknya?

 

Teks berwarna merah di atas adalah sinopsis yang terletak di belakang buku, entah kenapa setiap membacanya selalu pikiran saya melang-lang buana ke film anak Alice in Wonderland, mungkin karena ide pokok, tentang mimpi yang juga di adaptasi film Alice itu.

      Tania Arini Wibowo sangat beruntung memiliki sahabat setia yang begitu baik padanya, Stella. Mereka sudah berkawan baik sejak mereka kecil, itulah sebabnya baik Tania atau Stella tak pernah lagi canggung menceritakan apa yang sedang ia rasakan. 

” Mimpi itu lagi,” bisik Tania. ( hal 13 )

Hari itu ia memutuskan untuk tinggal di rumah saja. Stella membawakan obat dan tugas untuk Tania siangnya. Stella juga membawa kabar tentang persiapan menjelang ulang tahunnya di bulan kabisat nanti,  

” Kali ini gue minta di rayainnya berempat…” ” Biar lo ada temen buat ngobrol, Joshua bakal ngajak temennya…” ( hal 19 )

   Selain Stella, Tania juga masih punya Kakek dan Nenek yang begitu ia cintai, pun sebaliknya. Tetapiii, ia juga menyempan kekecewaan setiap kali bertanya tentang orang tua, Ayah dan Ibu nya kepada Kakek dan Nenek ia selalu mendapat jawaban tak memuaskan. 

Tania berusaha mengingat semua hal yang ia alami dengan orang tuanya. Tetapi makin ia berusaha mengingat, makin kosong imaji yang hadir. Hanya layar hitam yang muncul di otaknya. ( hal 23 )

      Tidak berselang lama, ketika harusnya hari itu ia jalan bareng dengan Adrian Mahendra namun takdir menentukan lain. Ia di pertemukan dengan Meilia Sasmita Wibowo. Sedikit demi sedikit fakta tentang Ayah dan Ibunya terungkap. Ia begitu senang mendapatkan Hujan Daun-Daun, melalui Meilia. Dan pada akhirnya,  di ulang tahun kabisatnya tahun ini, ia memeroleh banyak keajaiban… Apa saja ituu…? Yuk beli Hujan Daun-Daun, ikuti setiap jejak Tania dalam mencari jati dirinya.

               ” Angin nggak akan pernah berhenti bertiup, dan daun-daun itu nggak pernah tahu kapan mereka  akan terlepas dari tangkai, tapi tanah akan selalu siap menerima mereka. Seperti kita yang juga harus selalu siap  menerima keajaiban-keajaiban itu…” ( hal 245 )

Buku teenlit yang gak sekadar teenlit. Good job Gramedia Writing Project!  ☆☆☆

 

Categories: Bla-bla | Tag: , , , , | 2 Komentar

[Review] Kata Berdansa #1

A Week of Collaboration #1

Kata Berdansa

Gambar

 

mengait kata, bercerita bersama.

 

Buku ini tepat berada di genggaman sewaktu sedang asyik-asyiknya mengutak-atik playlist saat berdiri di kereta, waktu itu aku dan beberapa teman Klub Buku Bekasi sedang ikut acara Kampus Fiksi Roadshow Bogor. Kak Feti, memberikan beberapa pilihan buku yang hendak di berikan saat grup whatsapp Klub Buku Bekasi mengadakan kuis, dan pilihanku jatuh ke beberapa buku, diantaranya Kata Berdansa ini, dengan cover soft yang begitu menggoda, 

         ******

Gambar

Akhirnya meski beberapa menu special di sini sempet terbengkalaaiii…. tepat seminggu di awal bulan maret ini aku berhasil melahapnya. 

Kata Berdansa, buku kolaborasi 20 penulis dengan 3 koordinator, berhasil membius kemalasanku dalam membaca buku kumpulan cerpen. Jangka waktu seminggu adalah kurun waktu yang lumayan lama bagi saya. Harusnya…ini buku udah selesai dari kemarin-kemarin. Tapi, tipikal cenderung menyukai keutuhan cerita saat membaca buku menjadi salah satu penghambat. ya…aku memang kurang menyukai kumcer, pfft…

      Gambar

 

Nah… inilah #3 menu special di ‘restaurant’ ini.

Dari awal ketika melihat menunya, “huwoohh…lengkap nih, ada gegalauan dan seneng-senengnya,” Oke yuk mulai ‘sedikit’ membedah buku ini.

 

#1 Tawa

 

Dengan pembukaan yang memberikan kesan positif, tentu ya..bisa jadi kesan positif juga kan ya.

      Di sini ada 6 judul cerpen yang di tulis 2-3 orang, di antaranya;

  • Tertawa Kembali;

Bercerita tentang kisah Abi Harianto dan Andini Sriputri yang berusaha membangun kembali chemistry mereka yang sempat pudar karna kesibukan sebagai pasangan desain interior dan penulis, hmm… Gambar

  • Terselip Tawa di Senja yang Merenta

Tentang haru dan tawa di suatu senja karena sebuah keputusan Tania dan ayah tercintanya. Di halaman ini, bonus tanda tangan penulisnya, waktu itu sempat bertemu di event Kampus Fiksi Roadshow, yuhuu~

  • Penjelma Tawaku

Kisah Apri, yang sedang sibuk-sibuknya menjalani kemo namun tetap menyelipkan tawa saat Guntur bersamanya. Gayung bersambut, Guntur menawarinya menjadi penyedia cawan kebahagiaannya, wah siapa yang mampu menolaknya cobaa….

  • Hadiah Kejutan

Kejutan Prama sang kakak untuk Andini adik tercintanya, sweet dehh…

  • Mempertahankan Tawa

Ada pembalap dan idolanya yang malah akhirnya menjadi kekasih setianya dalam susah maupun senang.

  • (Bukan) Tawa Untukku

Kedai teh yang menyadarkannya, tawa renyah itu bukanlah untuknya. di sini, sedikit ganjil sih, malah kesan galauuuunyaa bangeeett…hihi…tapi tetap oke sih pembawaannya.

 

Nah Dari #1 Tawa yang paliiinggg-paliingg ngena itu pembukanya; Tertawa Kembali.

 

#2 Damai

daann ada 6 cerita lagi di bagian ini yang gak kalaah seru dan apik. 

Maaf yang Tertunda; berdamai dengan keadaan hati dan kondisi saat harus bertemu mantan di acara penting kekasihnya. Aseli ini galaunya juga bangeet ya.

 

Damai di Penghujung Senja; Hari terakhir Paman Toto yang akhirnya dapat menjemput Mama Dina menuju keabadianNya.

 

Hujan; Selalu dikaitkan dengan Rindu. Si empunya rindu, Brutus sedang sangat sibuk menyusun agenda dan cara bagaimana merindukanmu lebih sering dari biasanya.

 

Secret Admirer; Cinta diam-diam. Nahlo kaya dwitasari x) Ada Rani yang diam-diam menyimpan rindu saat harus berdiskusi dan bertukar pikiran dengan Pak Alex, atasannya.  Cinta terlarang?huwuh~

 

Ketika Damai Menyusut Keluh; oke ini dari judul aja udah nusuukk begini. Ya, sebenernya ide dasar cerita ini sama kaya di realita kehidupan sekarang, kejebak friendzone. Yang pada akhirnyaaa….gak bisa menuntut lebih.

 

Mengikat Damai; Ara yang belum juga mau mengakui tentang isi hatinya…tentang Adhit. Mereka disatukan dalam konflik kantor yang mengharuskan mereka berjalan bersisihan,nahhhloo..

 

Judulnya memang Damaai…daann isinya ngalaauu bangeet deh. 

 

#3 Gelap

 

Ada 7 menu penutup yang ngak kalah nusuuk, nahh;

  • Gelap dalam Gelap

kurang galaau apa coba itu juduul?!duheehh ini tentang Nayla, mencintai seseorang yang sudah ada yang memiliki. BUNUUHH DIRI!

  • Debar untuk Bulan

Bulan Andiana yang harusnya membenci Banyu Anggara, kalau gue jadi dia siihhh… Udah ngasihh perhatiian dan lain-lain, ujungnya membawa cewek di hadapan Bulan dengan liontin kalung bernamakan Banyu di leher si ceweekkk…ITU APAAA?!

  • Datang dan Pergi Seperti Malam

Selamat berbahagia dengannya, Tuhanmu takkan pernah salah memilihkan pendamping terbaik untuk hidupmu*habis ngomong tu nanngis kejeerrr*saat posisi kita menerima undangan pernikahan dari MAANNNTANNN!uwooh

  • Mendung

Lagi-lagi kisah bos dan bawahannya; Miss vic dan Nick. 

  • Tiga Bungkus Nasi

Kisah haru Teguh dan Ciput yang berusaha hidup tanpa meminta-minta, ataupun mengamen, seperti ajakan Boi teman Teguh. Ia teringat wasiat ayahnya kala itu,” Lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah,”

  • Gelap yang Menggantung

Wanita yang terpaksa harus berakrab dengan virus HIV gara-gara Faisal, si nomor satu di hidupnya dulu.

  • Dua ‘K’ Dalam Abu

Gambar

 

Kenya dan Kelly, dengan kebencian mereka masing-masingg.

 

Oke jadi ini gak tau bisa di sebut review apa bukann…mau rate ★ ★ ★  buat Kata Berdansa! nambahin ♥ juga deehhh~KEWWREN!

Gambar

Nahhh ini orang keren di dalamnya~!

 

 

@aksaraberkisah

 

 

Categories: Bla-bla | Tag: | 7 Komentar

Me Time

    Gambar

 

 

    Pukul 10.24, akhirnya aku mendarat juga di Bandara International Kansai,  Osaka,  di sambut rerintik hujan lumayan lebat. Perjalanan yang harusnya di tempuh 10 jam terpaksa molor dua jam, sedikit lebih lama daripada delay biasanya.

       Jet lag masih begitu terasa, huft.

Selesai urusan di loket antrian yang teratur itu, aku menuju ruang kedatangan, mencari sesosok tegap suamiku, yang sempat terpisah antrian tadi.

“Nah, itu dia,”

Rupanya dia sudah tidak sendirian, “ Siapa itu?” pikirku.

     Aku kuatkan langkahku menujunya dengan satu travel bag sedang … yang rasanya seperti memikul berapa karung beras. Langkahku sedikit terhuyung.

“Ma, ini Faldi… yang mengurus tiket beberapa perjalanan kita nanti.”

Aku tersenyum, sedikit di paksakan. Nampaknya jet lag delay dua jam begitu berpengaruh di kehamilan mudaku ini, hihi.

 

******

 

Bandara Internasional Kansai bersih dan luas. Dengan arsitektur megah dan fasilitas lengkap, bandara yang di bangun di atas laut yang di timbun tanah itu menjadi satu diantara bandara international  di Jepang.  Sudah kali kedua kemari, dan aku baru mengetahuinya tadi, dari suamiku. Bandara Kansai ini juga menyatu dengan stasiun kereta, agar efisien dan efektif. Aku sedikit tercengang,” Mewujudkan Indonesia seperti ini, apa Cuma bisa ada di angan?”

 

       “ Lunch, ya?” Suamiku mempererat genggaman, menyadarkan lamunanku akan keindahan sekitar bandara. Aku mendongkak, memperhatikan lekat gurat senyumnya, indah. Selalu indah.

Dengan kereta rapid, aku dan suami di bimbing Faldi menuju sebuah tempat di Osaka, Restoran Ubud Suci. Hm, sound great!

     Dari jendela kereta, tampak laut luas di hiasi mendung yang masih setia. Enam puluh menit berlalu cepat, kami telah samapi di tempat tujuan awal, bersama hujan rintik dan hawa yang semakin dingin menusuk, brrr…

Restoran Ubud Suci; sebuah restoran bernuansa  Bali dengan sajian makanan khas Indonesia. Awalnya aku sempat mengerenyitkan dahi, tanda kurang setuju. “ Masa iya ke Jepang ujung-ujungnya makanan sehari-hari kita.” Suamiku terkekeh, dasar bumil!

Aku memilih meja yang sedikit menjorok ke dalam ruangan, bersebelahan dengan deretan kaca lebar. Meja di sebelahnya ada wanita Jepang bertubuh mungil dengan kaca matanya, asyik bercengkrama dengan bocah kecil yang ku taksir sudah memasuki kelas pre-school itu.

 

*****

 

 “Hy,” aku tersenyum, mengulurkan tangan.

“Rhea,” celetuknya.

“Indonesian?” tanyaku.

       Baru ku ketahui lagi, kebanyakan wanita Jepang berprofesi sebagai penerjemah bahasa, Cina dan Inggris kebanyakan. Rhea, wanita muda di bawahku dua tahun yang sudah memiliki jagoan kecil Alex. Ia pernah bersekolah di Cina dan mempelajari bahasa serta budaya Cina, alasan dia simple, karena tertarik artis laganya, Jackie Chan. Ia pernah bermukim sebentar di Lombok, yang kemudian menjadikannya bisa sedikit  berbahasa Indonesia.

    “ Apa hobimu, Sarah?”

Aku telan sedikit cepat asparagus di depanku. “Membaca dan menulis,” jawabku mantap.

    “Wah, hebat! Kita punya kesamaan hobi,” dia tersenyum. “ Aku juga kerap kali mengisi blogku saat ada senggang waktu,”lanjutnya.

Aku tersenyum, hihi kebetulan sekali.

   “Apakah sudah punya buku yang kamu terbitkan?”tanyanya lagi, dengan mata berbinar yang jelas nampak di balik kaca matanya.

Aku tersenyum kecut, bukan karna brokoli yang aku kunyah ini, bukan. “Cita-citaku,” jawabku sekenanya. Pertanyaannya membuatku terperangah, terselip rasa malu, karna sampai saat ini, belum ada prestasi yang aku ukir di dunia menulis. Waktuku sudah aku benamkan pada bakti kepada Mas Ervan.  Baru saja mencoba meninggalkan sejenak dunia mengajar, memfokuskan diri membesarkan janin yang memasuki trisemester pertama ini.

“Wah, semoga bisa segera menjadi kenyataan ya. Nanti aku minta buku yang sudah bertanda tanganmu, ya?” kami tertawa bersama, Alex yang sibuk dengan mobilannya menatap satu persatu dari kami, bingung ya nak?

      “ Aaamiiinn, semoga.” Senyumku mengambang di antara rintik hujan di Osaka. Air mata yang sudah mengambang buru-buru aku seka, sebelum nantinya membanjiri pipi.

       Sudah hampir satu jam kami bercerita, bertukar pengalaman. Mungkin sudah cukup, tiba saatnya aku dan suami melanjutkan perjalanan pulang, ke Hanamatsu.

Bye… see you,” Kami saling melambaikan tangan, lalu berpisah dengan senyum bahagia. Sebuah pertemuan singkat yang hangat dan begitu membekas untukku. Di tengah obrolan, Rhea mengajariku satu hal, memuji sebuah mimpi dan cita-cita untuk menghargai prestasi orang lain dan diri sendiri.  Sebesar apapun itu.

          Sebelum pulang ke Hanamatsu, suamiku memberi kejutan sederhana, di luar rencana. Ia tiba-tiba menuntunku ke araha Universal Studio, Osaka. Kami tidak membeli tiket, hanya menikmati kebersamaan di siang yang mendung, menyaksikan hilir mudik orang-orang.

Menjelang sore, kami melangkah keluar taman, menuju stasiun, pulang. Kereta listrik dengan perjalanan selama empat jam menuju Hanamatsu.

           Pikiranku masih belum enggan beranjak dari taman Universal Studio itu, rumput di taman bertabur bunga-bunga putih kecil laksana taburan mutiara. Pohon-pohon tumbuh subur, bunga-bunga bermekaran dengan aneka warna cerah. Dan aku begitu terima kasih, Mas Arvan, memberiku lagi honeymoon yang sungguh menakjubkan, lagi. Tak henti bersyukur atas kesempatan dariNya. I have another chance. Rhea, Douzu yuroshiku. 

 

 

 

Tulisan ini diikut sertakan Give a way Potret Rasa karya beberapa teman saya, yuk ikutan partisipasi meramaikan, info lengkap di @GenkBooks 

 

Nah ini penampakan Potret Rasa, kece yaa!

Categories: Bla-bla | Tag: | 4 Komentar

Cerminku, Kamu, Pengajarku.

 

     Catatan bagi mahasiswa; mempelajari Ilmu Pendidikan menjadi paradoks yang kemudian harus di akui bahwa nantinya, akan ada masa dirinya menjadi seorang pendidik. Menjadi pendidik itu panggilan hati nurani, relung terdalam seorang guru. Karna menjadi pendidik itu, di penuhi tantangan hidup yang menarik;  nantinya ada di lingkup berbagai macam karakter seorang siswa, dan guru-guru lain, tentunya bukan hal yang mudah toh menyelaraskan pikiran beratus, atau bahkan beribu manusia. Tidaklah mudah menjadi pendidik yang berhasil, karna banyak juga yang menyatakan menjadi guru yang baik harus berbekal banyak ‘kiat’ yang tentunya gak bisa di pelajari spontan dan dalam waktu singkat. Toh segala sesuatu itu pasti berproses, bukan?

     Ah, itu sekelumit pikiran tambahan atau opini  dari beberapa bacaan tentang pendidikan yang selama ini sudah banyak berceceran di mana-mana. Waktu tau ada lomba ini, sebenarnya bakal sadar banget kalau takutnya saya bukan malah membuat artikel sebaik-baiknya, malah jatuhnya curhat, duh. Ilmu Pendidikan, terkhusus untuk guru merupakan kajian dasar yang mengantarkan kepada kedewasaan, tanggung jawab dan pengelolaan kemampuan diri kepada lingkungan.

Sebagai seorang yang memiliki status guru, yah walaupun saya belum bisa di sebut guru yang layak ya :3 banyak sekali hal yang bisa saya pribadi petik hikmahnya;

    Dari yang sadar betul bahwa kita gak bisa, tentu gak bisa menyuruh dan memerintahkan anak didik kita untuk minum sambil duduk dan makan tangan kanan kalau kita tidak mendekatinya dan tentu mencontohkannya.  Apalagi, saya mengajar di lingkup anak yang masih unyu-unyu-nya.

Gambar(kanan)

Putra, (kiri) Farash 

Gambar

 

Berbaris, ya:)))

Gambar

 

Gambar

 

Gambar

Dari situ saya tau, menjadi pendidik itu benar-benar mengembangkan kemampuan pribadi, seperti sabar, harus banyak-banyak bersabar. Pendidik juga sebagai proses sosial yang di tujukan sebagai penguasaan ketrampilan sosial dengan wahana terseleksi dan terkontrol, seperti sebuah yayasan lembaga atau sekolah. 

     Pendidik tentu bukan upaya menciptakan alat untuk suatu kekuasaan, pendidik itu upaya bagaimana kita mengantarkan seorang anak yang awalnya gak tau apa-apa sampai mampu meraih individualitas. 

Categories: Bla-bla | Tag: | 2 Komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.