Maryam dan Aisyah bisik cantik, ciin…
Penghujung tahun sudah di depan mata. Sebelum bersenang-senang untuk liburan, tentunya anak sekolah terlebih dahulu melalui evaluasi belajar untuk satu semester awal. Beberapa sekolah sudah pasti mengadakan ujian praktek sebelum mengeluarkan ujian dari materi sesungguhnya melalui tulisan. Pertengahan bulan November ini, sekolah dimana tempat saya mengajar dan belajar sudah memulai ujian prakteknya untuk di akumulasikan nilai pada awal bulan Desember sebelum ujian tulis di laksanakan. Pelajaran yang saya ampu juga menjadi andil untuk ujian praktek ini. Mereka harus menyetorkan beberapa target hafalan Al-Qur’an yang sudah di tentukan secara berkala, banyak target di sesuaikan dengan tingkatan kelasnya. Bagi saya yang sudah mengalami fase ujian praktek begini, memang sedikit lebih susah dan butuh usaha lebih karna kita harus mengulang hafalan lama yang gak selalu tersentuh. Kebanyakan dari pengalaman juga memilih untuk menambah terus hafalan lebih gampang ketimbang harus mengulang hafalan lama yang sudah di miliki. Karna itu saya selalu berikan kesempatan anak didik saya satu minggu sebelum ujian sudah tidak lagi menyetor hafalan baru jika di rasa sudah mencukupi target. Dari kesempatan itu saya berikan informasi untuk mengulang semua hafalan lama, baik yang akan di ujikan atau yang tidak, momen tepat untuk menggali semangat mereka. Alhamdulillah, hari itu selesai sudah pengambilan nilai praktek, terimakasih teman atas usahanya, luar biasa hasilnya memuaskan.
Setelah minggu praktek usai, masih tersisa satu minggu kosong menuju ujian tulis. Sebenarnya bukan kosong, lebih tepatnya mengulang lagi materi yang di ujikan dan pemantapan semua materi untuk ujian. Karna materi dan ujian praktek pelajaran saya sudah selesai, jadi khusus pelajaran praktek hafalan ini sudah bisa memulai hafalan baru untuk target semester depan. Hari jumat kemarin, tepat sudah seminggu anak-anak menyetorkan hafalan baru mereka. Mereka tetap semangat, malah terkadang saya yang masih lelah harus mengoreksi hafalan mereka lagi, malu rasanya. Karna melihat antusiasme teman kelas 2 yang tetap semangat menghafal lagi, saya memutuskan untuk membuat circle time untuk pendekatan dan memompa semangat saya sendiri dan mereka. Banyak cerita baru dan semangat baru yang saya dapat pastinya. Sering Zahra rasakan, dari hal kecil bersama mereka, dengan mendengarkan saja sudah banyak hal yang akan Zahra dapat. Setelah memanfaatkan untuk bertukar cerita [yang mungkin nanti akan Zahra buat cerita lengkapnya di kesempatan lain], kita memutuskan untuk mengulang hafalan bersama. Karna masih banyak waktu dan gak mau momen bersama ini tidak berarti tanpa ada masukan informasi untuk anak akhirnya Zahra setuju untuk bermain. Permainan itu di usulkan Kayyisah awalnya. Kuda Bisik. Awalnya bingung, memang namanya sih tidak asing. Tapi kenapa kuda sih? Hahaha…. Akhirnya tetap dalam lingkaran kita mulai permainan itu. Sebelum mulai, saya sempat usulkan ke Kayyisah, ” Kay, gimana kalo nama permainan ini Ular Berbisik aja, ya? Kan ular panjang bentuknya kalau bikin lingkaran gini kayak lingkaran kita. Ular juga suka ngeluarin suara bisik-bisik…” ;D
Akhinya kita mainlah. Karna takut mengganggu murid lain, saya berikan kesepakatan lagi. Suara yang di gunakan untuk semua yang ikut adalah volume 3. Lumayan pelan, hanya cukup terdengar dari kelompok kita. Cara permainan ini, mungkin ada yang belum paham akan saya sebutkan ya versi revisi dari kelompok saya.
Kuda Berbisik dengan Bu Zahra:
- Gunakan volume 3 yang hanya terdengar oleh satu tim.
- Teman lain yang belum ada kesempatan untuk di bisikan, menutup telinga dengan telunjukknya dari dalam kerudung.
- Guru atau pemimpin tim menyebutkan kata/kalimat yang akan di salurkan.
- Kalimat dari guru akan tersalurkan lewat bisikan teman lain.
- Teman paling akhir menyebutkan kata itu lagi, setelah itu di koreksi bersama apa benar kata-nya.
Nah, dari permainan itu saya jadi bisa paham dan lebih mengetahui. Mana anak yang perlu perhatian lebih ketika saya menjelaskan atau bicara padanya. Satu jam lebih sudah kita main, seru sekali lihat bagaimana mereka berusaha mendengarkan bisikan dari temannya. Di tengah permainan berlangsung ada 2 teman kita yang menangis sebentar karna dia merasa sedih teman lain banyak yang bilang dia selalu salah menangkat kata dan kalimat yang di sampaikan. Lucu sekali, saya berusaha keras menahan tawa itu agar si anak ini tetap mau ikut main dan lebih semangat. Lucu, karna dalam keadaan bermain dan tidak butuh serius pun mereka tetap mengikutsertakan hati mereka agar fokus dan segan ketika dia salah. Tidak semua orang dewasa yang mengerti hakikat bermain bisa seperti itu bukan? Kalau kalah pendapat atau salah sering juga langsung pergi tanpa penjelasan. Kekanakan sekali lho itu, menurut saya. Seperti anak sd ini. Gak mau begitu kan di samakan tahapan umurnya? Jadi, ayo kita orang dewasa, selalu belajar terus untuk lebih memahami dan menyelesaikan masalah dengan bicara, tidak seperti anak sd yang masih harus selalu di arahkan untuk minta maaf. Hihihii… 🙂
Ketika sudah sisa 15 menit sebelum bel pelajaran usai, saya mengajak menyudahi permainan itu. Di tengah permainan tadi, tiba-tiba saya ingat beberapa ibrah/pelajaran yang dapat di ambil. Sungguh tepat sekali, memberikan nasihat tanpa terlihat menasehati agar anak berpikir sendiri bagaimana baik dan buruknya.
Qonita meminta pengulangan bisikan kepada Rasti
Saya mengingatkan, bahwa tadi ada banyak juga teman yang salah menangkap kata atau kalimat yang di sebutkan adalah suatu hal yang wajar. Tidak perlu bersedih terlalu lama, karna ini adalah permainan untuk menghibur diri. Ketika kita tidak bisa mendengar atau tidak paham apa yang teman bisikkan, ada baiknya kita bertanya lagi. Saya memasukkan materi agar menjaga komunikasi teman dengan baik, konfirmasi kebenaran berita yang di dapatkan. Beberapa bahasan ringan yang bisa teman yang membaca ikuti saat bermain, akan Zahra sebutkan di point bawah ini:
- Hari ini kita bermain bisikan melalui Ular Berbisik ya, teman. beberapa dari teman yang masih salah menangkap isi kata-nya, tidak perlu di salahkan dan bersedih ya. Ini kita bermain agar menghibur diri dan istirahatkan otak sebentar dari menghafal. Jadi, saat bermain kita harus bahagia ya supaya otak kita istirahat dengan baik dan besok ketika hafalan baru lagi teman-teman akan lebih siap dan semangat. OKEEEYYY!!!
- Ketika berbisik tadi, kita harus pastikan lagi ya supaya suaranya tetap pada volume 3 agar tidak terdengar yang lain. Ini termasuk bisikan rahasia teman-teman, jadi harus di jaga bersama ya. Tidak di beritahukan ketika teman itu bukan yang hars di beritahu. Karna hampir semua orang tidak suka kalau rahasianya banyak yang tahu.
- Teman-teman tadi sudah ada 1 yang Bu Zahra berikan informasi kalimat rahasia melalui bisikan. Nah ketika bisikan itu sampai di teman terakhir, ternyata banyak juga yang sudah berubah jadi kalimat lain, kan?Jadi sebelum istirahat ini Bu Zahra mau kasih kesimpulan kalau sesuatu informasi ketika sudah menyebar banyak yang tidak sama hasilnya dari yang awal karna sudah banyak yang tau dan hanya dengar sekilas. Jadi, ketika informasi itu banyak perbedaannya, teman-teman harus tanya ke yang pertama beri informasi ya. Pastikan sendiri informasi yang kalian terima itu benar baru boleh di sebarkan. Kalau informasi yang teman sebarkan bukan asli dari yang pertama dan menyebabkan banyak ke salah pahaman, teman-teman juga bisa mendapat dosa karna menybarkan yang tidak benar.
Contoh lain nih: Ada Verda, Unaisah, Asiyah lagi ngobrol, lalu verda bicara.
” Eh, adik Raihana masih ngompol ternyata,”kata Verda. Eh dari 3 teman itu menyebar ke teman lain dan bisa berubah. Kayyisah tau dari banyak orang. ” Raihana masih ngompol lho,” kalau kayyisah tidak menanyakan langsung dan menyebarkan sendiri, akan banyak teman yang salah berita. Banyak yang bicarakan Raihana jadinya. Kalau sudah begitu akan menyakiti Raihana ketika dia di jauhi, ya.. Padahal, yang ngopol memang Raihana? Bukan, kan? Nah, jadi ketika ada berita kurang baik dari teman kita harus konfirmasi dulu ya sebelum menyebarkan ke yang lain.
Ketika menyampaikan point ketiga, saya jadi mengingat. Apa yang sudah saya lakukan ya ketika ada berita buruk teman begitu? Apa saya selaku orang dewasa sudah tepat melakukannya juga? Ah, semoga aku, kamu pembaca, dan orang dewasa lain tetap bisa belajar terus melalui anak-anak di sekitar agar bisa layak menjadi orang dewasa sesungguhnya. Nah, buat yang mau menambahkan point baik yang dapat di ambil dari permainan sederhana nan seru ini bisa ke kolom komentar ya! Mari belajar lagi, lalu kemudian berbagi untuk keabadian.
Salam kasih, dari Bekasi
Zahra Fauziyyah Imani
Komentar Terbaru